Dakwah Walisongo Sukses Ajarkan Islam di Indonesia
18.54.00
1 Komentar
sumber: harapandansemangat.blogspot.com |
Apa Itu Walisongo ?
Walisongo adalah sebuah majelis dakwah yang didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah). Arti lain walisongo dalam Bahasa Jawa songo berasal dari kata sanga yang artinya sembilan, jadi bisa diartikan walisongo adalah jumlah wali yang ada sembilan, sedangkan dalam Bahasa Arab songo atau sanga berasal dari kata tsana yang artinya mulia dan bisa diartikan sebagai wali yang mulia.Era walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara dan digantikan dengan kebudayaan Islam di Indonesia. Walisongomerupakan simbol penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di daerah Jawa. Banya tokoh-tokoh selain para walisongo yang membantu dalam membangun Islam di tanah Jawa ini, namun para walisongo yang paling berperan besar dalam membangun kerajaan Islam ditanah Jawa ini.
Siapa Saja Nama Para Walisongo ?
Ketahuilah bahwa walisongo ini berjumlah sembilan orang, dan para wali ini telah menyebarluaskan Agama Islam dan Dakwah Islam diseluruh tanah air Indonesia, siapa sajakah nama para wali yang telah menyebarkan Agama Islam dan Dakwah Islam di Indonesia ? Berikut adalah nama para wali yang berjumlah sembilan orang :1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
sumber: jamaluddinab.blogspot.com |
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
sumber: kolom-biografi.blogspot.com |
3. Sunan Bonang (Raden Makhdum Ibrahim)
sumber: kisahislamiah.blogspot.com |
4. Sunan Drajat (Raden Qasim)
sumber: id.wikipedia.org |
5. Sunan Kudus (Ja'far Shadiq)
sumber: id.wikipedia.org |
6. Sunan Giri (Raden Paku atau Ainul Yaqin)
sumber: id.wikipedia.org |
7. Sunan Kalijaga (Raden Said)
sumber: danyalmim.wordpress.com |
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
sumber: www.parapsikologi.com |
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
sumber: www.belfend.web.id |
Lalu Bagaimana Dakwah Walisongo Yang Sukses Ajarkan Islam di Indonesia ?
Dari kesembilan tokoh walisongo diatas, mereka memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat Indonesia khususnya tanah Jawa hingga sukses mengajak masyarakat Indonesia memeluk agama Islam hingga saat ini. Masing-masing tokoh walisongo memiliki cara yang unik dalam penyabaran Islam pada setiap dakwah yang dilakukannya. Dakwah Islam menyebar sampai ke luar Nusantara di China yaitu Katon, Sumatra, dan Kalingga sejak abad I Hijriyah (644-656 M). Dibawah ini merupakan cara dakwah yang disampaikan oleh tiap-tiap tokoh walisongo dalam penyebaran Islam di tanah Jawa :
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Dalam berdakwah Sunan Gresik ini menggunakan cara yang bijaksana dan strategi yang tepat berdasarkan ajaran Al-Qur'an :
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik." (QS. An Nahl:125)
Di tanah Jawa, Sunan Gresik ini tidak hanya berhadapan dengan masyarakat Hindu saja, tetapi Sunan Gresik juga harus bersabar terhadap mereka yang tidak beragama maupun mereka yang terlanjur mengikuti aliran sesat. Sunan Gresik juga meluruskan Iman dari orang-orang Islam yang bercampur dengan sifat yang musyrik. Selain itu Sunan Gresik juga penolong seorang fakir miskin dan dihormati oleh para pangeran dan para sulatan, hal ini menunjukan betapa hebatnya perjuanagn beliau ketika menyebarkan Islam dan menolong masyarakat yang ada didekatnya, bukan hanya kalangan atas yang memiliki banyak harta melainkan juga kepada golongan bawah yaitu kaum fakir miskin. Sunan Gresik ini membantu siapa saja yang ada didekatnya dan berdakwah kepada mereka yang tujuannya menyebarkan Islam di tanah Jawa ini.
Selain itu Sunan Gresik menggunakan wayang sebagai salah satu media penyampaian dakwahnya kepada masyarakat Indonesia, wayang yang digunakan oleh Sunan Gresik merupakan wayang kulit dalam memainkan wayang Sunan Gresik ini memasukan beberapa nilai-nilai moral dan akidah kepada masyarakat setempat. Nila moral dan akidah yang disampaikan melalui pagelaran wayang kulit tersebut tentunya diambil dari nilai-nilai ke Islaman.
Sunan Gresik juga mengajarkan nilai-nilai kesabaran, keadilan, tanggung jawab, dan etika yang baik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya dan disampaikan kepada masyarakat melalui dakwahnya. Sehingga dakwah yang dilakukan oleh Sunan Gresik ini mudah sekali di terima, dipahami, dan dilakukan dalam kehipudan bermasyarakat.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Pada saat itu Sunan Ampel dijodohkan dengan salah satu putri Majapahit yang bernama Dewi Condrowati, dari pernikahannya beliau dikaruniai beberapa putra dan putri dianataranya yang menjadi penerus dari Sunan Ampel yaitu Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Pada hari yang sudah ditentukan mereka pergi ke sebuah daerah di Surabaya yang disebut sebagai Ampeldenta.
Dalam perjalanan menuju Surabaya, Sunan Ampel berdakwah kepada penduduk setempat yang dilaluinya, dakwah yang pertama dilakukan oleh Sunan Ampel ini sangat unik, beliau hanya membuat sebuah kerajinan yang dibentuk menjadi sebuah kipas yang berasal dari akar tumbuh-tumbuhan tertentu dan dari anyaman rotan. Kipas yang telah dibuat oleh Sunan Ampel ini dibagikan secara gratis kepada penduduk setempat, para penduduk hanya menukarnya dengan kalimat syahadat.
Penduduk yang sudah menerima kipas itu tentu sangat senang, apalagi setelah mereka mengetahui kipas tersbut bukan semabarang kipas, akar yang dianyam bersama rotan itu ternyata memiliki daya penyembuh bagi mereka yang terkena penyakit seperti demam dan batuk. Dengan cara ini, banyak sekali orang yang berdatangan kepada Sunan Ampel untuk mendapatkan kipas tersebut. Pada saat inilah Sunan Ampel memperkenalkan keindahan agama Islam kepada masyarakat setempat sesuai dengan kemampuan pemahaman mereka.
3. Sunan Bonang (Raden Makhdum Ibrahim)
Dalam berdakwah Sunan Bonang sering menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka, alat kesenian itu seperti gamelan yang disebut dengan Bonang. Bonang tersebut merupakan sejenis kuningan yang ditunjolkan pada bagian tengahnya, jika tonjolan tersebut di pukul dengan kayu lunak maka akan timbul suara merdu yang terdengan di telinga penduduk setempat.
Saat itu Sunan Bonang membunyikan alat kesenian tersebut dan diiringi dengan tembang-tembang yang berisikan ajaran Islam. Penduduk setempat yang mendengarkan tembang tersebut penasaran dengan suara ini, setelah itu penduduk setempat masuk kedalam sebuah masjid yang dimana didalamnya ada Sunan Bonang yang sedang membunyikan alat kesenian Bonang tersebut. Dengan cara ini sedikit-sedikit merebut rasa simpati penduduk, dan saat itulah Sunan Bonang menajarkan dan menyebarkan Islam kepada penduduk setempat.
4. Sunan Drajat (Raden Qasim)
Dalam berdakwah menyebarkan agama Islam Sunan Drajat ini mengabil sebuah jalan lurus yang tidak berliku-liku. Agama harus diamalkan dengan lurus dan benar sesuai dengan ajaran Nabi dan tidak ada sedikitpun perubahan atau dicampur dengan adat dan kepercayaan lama. Sunan Drajat juga menggunakan kesenian rakyat sebagai alat dakwahnya.
Dakwah yang disampaikan oleh Sunan Drajat ini bersumber dari, Al Qur’an, Sunnah, Ijma’, Qiyas, Ajaran Guru dan pendidik seperti Sunan Ampel atau orang tuanya, Ajaran dan pemikiran atau paham yang telah tersebar luas di masyarakat, Tradisi di masyarakat setempat yang telah ada yang sesuai ajaran Islam, dan Fatwa Sunan Drajad sendiri.
5. Sunan Kudus (Ja'far Shadiq)
Sunan Kudus adalah seorang tokoh yang kuat serta gagah berani, dengan keberaniannya itu menjadikan Sunan Kudus sebagai panglima perang. Dalam menyampaikan dakwahnya sunan kudus ini memberikan sebuah ceramah atau bercerita kepada penduduk setempat mengenai sapi seekor sapi.
Pada saat itu Sunan Kudus membeli seekor sapi, sapi tersebut berasal dari India, kemudian sapi itu di ikat didepan rumahnya. Rakyat kudus yang saat itu sebagian besar beragama Hindu penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Sunan Kudus dengan sapi yang dibelinya itu. Dalam pandangan Hindu sapi ini merupakan hewan suci yang katanya merupakan kendaraan yang dipakai oleh para dewa, menyembelih sapi adalah perbuatan dosa yang dikutuk para dewa. Lalu apa yang akan dilakukan Sunan Kudus ?
Setelah penduduk setempat berdatangan semakin banyak dan berkumpul didepan rumah Sunan Kudus, beliaupun langsung keluar dari dalam rumahnya dan berkata "Sedulur-sedulur yang saya hormati, segenap sanak kadang yang saya cintai, saya melarang saudara-saudara menyakiti apalagi menyembelih sapi. Sebab di waktu saya masih kecil, saya pernah mengalami saat yang berbahaya, hampir mati kehausan lalu seekor sapi datang menyusui saya."
Mendengat cerita tersebut masyarakat Hindu terkagum-kagum, dan menyangka bahwa Sunan Kudus adalah titisan Dewa Wisnu yang akhirnya penduduk Hindu ini bersedia mendengarkan ceramah dari Sunan Kudus. Pada saat itu Sunan Kudu menceritakan bahwa dalam Al-Qur'an terdapat surat Al-Baqarah yang artinya Sapi. Penduduk Hindu ini menjadi semakin ingin tahu lebih banyak mengenai ajaran Islam, maka dari itu penduduk Hindu terus berdatangan setiap harinya untuk mendengarkan dakwah dari Sunan Kudus.
6. Sunan Giri (Raden Paku atau Ainul Yaqin)
Sunan Giri menyampaikan dakwahnya sambil berlayar, beliau menyiarkan agama Islam kepada penduduk setempat sehingga namanya cukup terkenal di tanah air Nusantara ini. Penyampaian dakwah Sunan Giri ini menggunakan wayang kulit pada saat peresmian Masjid Demak, dalam peresmian ini Sunan Kalijaga mengusulkan peresmian Masjid Demak diiringi dengan pertunjukan wayang kulit, namun wayang kulit yang digunakan Sunan Kalijaga ini ditolak dan tidak disetujui oleh Sunan Giri, karena wayang kulit yang digunakan oleh Sunan Kalijaga ini berbentuk manusia dan dalam ajaran Islam yang bergambar manusia itu haram hukumnya.
Pada saat itu Sunan Giri mengusulkan agar peresmian Masjid Demak ini diresmikan pada hari jum'at sekaligus melaksanakan shalat jum'at berjamaah. Setelah itu Sunan Kalijaga mengubah wayang kulitnya menjadi berbeda lagi dan tidak bisa dikatakan sebagai gambar manusia lagi, dan akhirnya Sunan Giri ini menjadikan wayang kulit ini sebagai media menyampaikan dakwah.
7. Sunan Kalijaga (Raden Said)
Sunan Kalijaga dalam menyampaikan dakwahnya kepada penduduk setempat tidak jauh beda seperti yang dilakukan oleh sahabat sekaligus gurunya. Beliau menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk memudahkan dalam penyampaian dakwah kepada penduduk setempat. Sunan Kalijaga merupakan wali paling kreatif dalam menerapkan ajaran Islam kepada masyarakat. Seni pewayangan yang semula kental dengan warna Hindu-India, oleh Sunan Kalijaga diubah menjadi sendi yang penuh dengan nuasa Islami.
Sunan Kalijaga juga mahir dalam mengolah kesenian lokal, sehingga menjadi sebuah hiburan yang sangat menarik untuk ditonton oleh penduduk setempat. Pada saat itulah Sunan Kalijaga ini menyampaikan dakwah yang bernuasa Islami ini kepada penduduk setempat melalui media kesenian.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Dalam penyampaian dakwahnya Sunan Muria ini menggunakan cara yang halus, dakwah yang Sunan Muria ini disampaikan lebih utamanya kepada Masyarakat Pedesaan, Pedagang, Nelayan, dan Rakyat Jelata. Beliaulah satu-satunya wali yang mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. Pada saat itu Sunan Muria membangun dilereng gunung Muria, dan karena itulah gelar Sunan Muria diberikan oleh penduduk setempat.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Dalam menyapaikan dakwahnya Sunan Gunung Jati ini menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas. Beliau mencoba mendekati masyarakat dengan membangun jalan yang menghubungkan antara wilayah satu dengan yang lainnya. Dalam dakwahnya beliau tidak bekerja sendirian, beliau ikut bermusyawarah di Masjid Demak dengan tokoh wali lainnya, bahkan beliau juga membantu dalam pembangunan Masjid Demak tersebut.
Pada tahun 1479 beliau berkunjung ke China, di China Sunan Gunung Jati ini membuka praktek pengobatan, dan banyak masyarakat China yang datang untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya, pada kesempatan inilah Sunan Gunung Jati menyampaikan dakwahnya kepada penduduk China.
Bagaimana Bentuk Penyebaran Islam Oleh Walisongo ?
Bentuk penyebaran Islam yang dilakukan oleh walisongo dibagi menjadi bebrapa bagian, seperti Perdagangan, Pendidikan, Pernikahan, Dakwah, Akulturasi dan Asimilasi Kebudayaan. Untuk pembahasannya silahkan simak dibawah ini :
1. Perdagangan
Dalam hal penyebaran agama Islam, perdagangan merupakan salah satu bentuk dari penyebaran Islam di wilayah Nusantara ini yang dilakukan oleh para walisongo. Dalam penyebarannya, pedagang Islam menjual produknya kepada pedagang lainnya atau menjualnya kepada penduduk didaerah itu sendiri. Pada saat berdagan, orang-orang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat saling berhubungan atau saling berinteraksi dengan penduduk Indonesia. Saat itulah mereka berhasil menarik penduduk setempat untuk menganut agama Islam.
Dari kelima bentuk penyebaran agama Islam yang diatas, hingga saat ini masih kental dilakukan oleh masyarakat di wilayah Indonesia, dan tentunya kelima bentuk penyebaran agama Islam tersebut bertahan hingga samapai saat ini dan tidak pernah ada perubahan sama sekali, sunggguh besar perjuangan walisongo untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Indonesia khususnya di pulau Jawa. Hingga menjadikan negara Indonesia menjadi negara paling banyak yang penduduknya beragama Islam.
Sekian artikel mengenai Dakwah Walisongo Sukses Ajarkan Islam di Indonesia. Kurang lebihnya mohon maaf.
Semoga Bermanfaat...
Media Islam Terdepan
Voice Of Moslem
Website Resmi Nahdlatul Ulama
Dakwah Teduh dan Cinta Tanah Air
Streaming Dakwah Islam Terlengkap
2. Pendidikan
Penyebaran agama Islam yang melalui pendidikan yaitu dengan melalui lembaga pesantren atau pondok pesantren, pesantren ini merupakan perguruan khusus agama Islam. Penyebaran agam Islam melalui pondok pesantren ini merupakan penyebaran melalui perguruan Islam. Perguruan pesantren ini mendidik para santri dari berbagai macam daerah, setelah tamat mereka mendirikan pesantren baru di masing-masing daerahnya dengan begitu agama Islam berkembang dan menyebar ke seluruh Indonesia dengan cepat.3. Pernikahan
Jika seseorang yang beragama Islam menikah dengan seseorang dari agama lain, maka diharuskan agama lain masuk menjadi agama Islam. Contohnya, seorang pria dari bangsa Arab dan merupakan raja, menikah dengan seorang wanita Indonesia yang beragama Islam, maka si pria tersebut diajak masuk Islam. Jika seorang raja masuk Islam maka prajuritnya akan mengikuti rajanya. Dengan ini perkembangan Islam sangat cepat.4. Dakwah
Dakwah merupakan salah satu penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para walisongo di daerah Jawa, menyebarkan agama Islam melalui dakwah juga sering dilakukan oleh para juru dakwah (mubaligh), dengan dakwah dapat mengajak penduduk untuk masuk ke agama Islam dengan cepat.5. Akulturasi dan Asimilasi Kebudayaan
Akulturasi merupakan gabungan dari dua kebudayaan yang ada didalam suatu lingkungan masyarakat, dalam penyebaran agama Islam akulturasi ini terjadi didaerah yang memiliki adat tertentu. Biasanya akulturasi antara ajaran Islam dan kebudayaan masyarakat ini terjadi pada setiap doa-doa upacara adat, kelahiran, perkawinan dan lain sebagainya tergantung dari adat masing-masing daerah.Dari kelima bentuk penyebaran agama Islam yang diatas, hingga saat ini masih kental dilakukan oleh masyarakat di wilayah Indonesia, dan tentunya kelima bentuk penyebaran agama Islam tersebut bertahan hingga samapai saat ini dan tidak pernah ada perubahan sama sekali, sunggguh besar perjuangan walisongo untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Indonesia khususnya di pulau Jawa. Hingga menjadikan negara Indonesia menjadi negara paling banyak yang penduduknya beragama Islam.
Sekian artikel mengenai Dakwah Walisongo Sukses Ajarkan Islam di Indonesia. Kurang lebihnya mohon maaf.
Semoga Bermanfaat...
Ahlussunnah wal jamaah, Walisongo, Indonesia Mercusuar Dunia
Terimakasih :Media Islam Terdepan
Voice Of Moslem
Website Resmi Nahdlatul Ulama
Dakwah Teduh dan Cinta Tanah Air
Streaming Dakwah Islam Terlengkap
saya sempat bertanya-tanya,
BalasHapusdi zaman seperti sekarang ini...
apa masih ada manusia seperti para wali songo?